Sedang dalam kesibukan semua rakyat Malaysia meng'update' status masing-masing berhal-ehwalkan tentang politik, saya terbaca satu status dari sahabat saya. Hanya dengan satu nama dan diakhiri dengan ayat REST IN PEACE, hati saya berdegup sangat kuat. Lebih kuat dari menantikan keputusan pilihanraya malam tadi.
Ya, saya bulatkan hati, memandu sendiri ke destinasi yang saya sendiri tak pasti di mana. Saya akan cari, kalau sesat, tanyalah orang nanti. Saya yakin, jika nawaitu saya ikhlas dan diizinkan-Nya, saya pasti jumpa tempatnya. Ya, saya sesat. Saya berhenti 2 kali di 2 stesyen petrol untuk bertanyakan dimana jalan yang harus saya tujui,dan akhirnya Dia memudahkan setiap urusan saya.
Saya sampai. Air mata saya jatuh berlinangan. Sebak. Sedih. Insaf. Setiap satu rasa itu meresap dalam diri saya. Sungguh besarnya nikmatMu Ya Allah, memberikan aku peluang untuk merasai apa yang aku rasa di saat itu.
Tanpa sedikitpun pandangan sinis, tanpa sedikitpun rasa kekok, saya dijemput masuk dan saya membantu mana yang patut. Ya, saya satu-satunya yang bertudung & berjubah disitu. Ada juga beberapa teman-teman berbangsa Cina bersama, Sikh dan yang lain-lainnya dari keturunan India. Kami bersalaman, berpelukan, bertanya khabar. Masing-masing mula menahan rasa sebak, air mata kami mengalir tanpa segan.
Jeyanthi Arumugam- she was a strong women, vocal. Dia selalu datang duduk di hadapan meja saya, kadang-kala meminta saya untuk tukar jadual waktunya, mengadu bila ada student yang degil, dan selalu juga bercerita cerita yang akhirnya membuat saya ketawa. She was a law lecturer, then heading a law school. Perempuan itu tidak kekok berbicara apa bahasa sekalipun. Saya juga ambil semangatnya, dia tegas & selalu berkeyakinan. Saya banyak belajar tentang 'the logic of law' dari dia,s eterusnya, macam mana mahu menjawab bila 'diserang'.
Dia antara insan di dalam 'friendlist' saya di FB, yang amat jarang-jarang saya 'bertegur' & 'berkomen'. Lama dia menyepi, saya tahu dia tidak sihat, tapi saya tidak tahu dia begitu menderita. Pagi ini, saya terduduk bila berita iotu disampaikan... Saya tak terkata. Lalu tanpa berfikir panjang, saya nekad memberi penghormatan terakhir saya pada dia.
Sahabat-sahabat lama saya masing-masing mengumpul kekuatan sesama sendiri. Kami tidak endah siapa menang pilihanraya malam tadi, kami tidak kisah orang itu sokong parti apa, orang ini sokong siapa. Tidak, bukan kali ini. Kami semua berkumpul di rumah si mati hanya dengan satu tujuan, kami adalah insan yang BERPERIKEMANUSIAAN. Dia sahabat, dah sejujurnya, jika ditakdirkan sayalah yang berada ditempatnya, terkujur kaku, saya juga mengharapkan keluarga & sahabat saya berada di sisi saya, mendoa'kan saya, tak kira siapa pun mereka, apa pun agama & pegangan mereka. Itulah yang berlaku tadi...
Selesai acara keagamaan itu, teman-teman saya itu berkata, "we never expect to see you in this condition. we always wish to see you in a happy occasion, so that we can have a long talk." I do have the same wish, friends... In Shaa Allah, will try my best to allocate my time to catch up with you guys....
Saya pelajari sesuatu yang amat berharga hari ini. Walau setinggi mana pun pangkat & kelayakan kita, walau sehebat manapun kita sibuk dengan hal-hal duniawi, walau sesibuk manapun kita dengan urusan kerja, kiranya kita dijengah dengan berita kematian, tinggalkanlah semua urusan yang sedang dilakukan... Walau siapapun yang kita ziarah, walaupun si mati tidaklah serapat mana dengan kita, Dia tetap menghargai usaha & masa yang kita peruntukkan untuk tujuan itu. Ia juga memberi keinsafan pada kita... Kerana hanya Dia yang tahu, bila masanya kita akan dijemput ke sana...
My friend, may you rest in peace...
No comments:
Post a Comment